Belajar Hipnotis

Monday 7 February 2011 0 comments
Mengenal Hipnotis

Selama berabad-abad hipnotisme menjadi korban salah pengertian. Ia diidentikan dengan tahayul dan limu hitam. Namun, hipnotisme tetap tumbuh dan semakin berkembang hingga hari ini. Banyak orang yang mempelajarinya secara rasional, dan kemudian memperaktikannya. Meski demikian masih saja ada yang menggapnya sebelah mata hingga hari ini. Pro kontra tentang hipnotisme pun terus ada mengiringi sejarah perkembangannya.

Sejarah Hipnotis

Hipnotis sudah dikenal peradaban manusia sejak berabad-abad yang lalu. Naskah-naskah kuno dari India, Mesir, Yunani, Arab, dan lain-lainnya sudah mengenal teknik memusatkan pikiran dan cara mempengaruhi orang lain melalui alam bawah sadar. Namun pada saat hipnotisme mulai dikaitkan dengan ilmu hitam. Hal ini disebabkan belum adanya penelitian secara ilmiah tentang metode penyembuhan pasien dengan caca-cara yang dianggap tidak wajar, seperti usapan-usapan, peletakan tangan, dan lain-lain.

Cara Kerja Hipnotisme

Untuk bisa melakukan hipnotisme pada seseorang,  kita harus bisa menembus pertahanan otaknya yang disebut critical factor. Critical Factor adalah bagian pikiran yang selalu menganalisis segala informasi yang masuk dan menentukan tindakan rasional seseorang. Critical factor ini melindungi pikiran bawah sadar dari ide, informasi, sugesti atau berbentuk pikiran lain yang bisa mengubah program pikiran yang sudah tertanam dibawah sadar.

Ketika kita dalam kondisi sadar seperti sekarang anda membaca tulisan ini, Critical Factor akan menghalangi afirmasi atau segesti yang ingin kita tanamkan ke pikiran bawah sadar. Sugesti yang di ucapkan dalam kondisi sadar terhalang oleh Critical factor, sehingga efeknya sangat kecil atau bahkan tidak ada sama sekali.
Saat Hipnotist melakukan hipnotis, yang terjadi adalah hipnotist mem-by-pass Critical Factor subjek (orang yang dihipnotis) dan langsung berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar subjek. By-pass di sini jangan disalahartikan sebagai suatu bentuk manipulasi. Menembus Critical Factor ini dilakukan dengan suatu teknik yang dinamakan “induksi”.

Crictical Factor menjadi tidak aktif ketika seseorang dalam kondisi trans hipnotis. Maka dari itu, semua sugesti-selama tidak bertentangan dengan sistem kepercayaan dan nilai-nilai dasar yang diabut seseorang-akan diterima oleh pikiran bwah sadarsebagai kebenaran, kemudian disimpan sebagai program pikiran. Program pikiran yang sudah ditanamkan melalui sugesti dalam kondisi hipnotis, akan menjadi pemicu perubahan yang seketika dan permanen.

Gelombang Otak dan Hipnotis

Jaringan otak manusia menghasilkan gelombang listrik yang berfruktuasi. Gelombang listrik ini disebut brainwave atau gelombang otak. Dalam satu waktu, otak manusia menghasilakan berbagai gelombang secara bersamaan, empat gelombang otak yang diproduksi oleh otak umumnya manusia adalah beta, alpha, theta, dan delta. Meskipun demikian selalu ada jenis gelombang otak yang yang paling dominan yang menandakan aktivitas otak yang paling dominan yang menandakan aktivitas otak saat itu. Gelombang otak menandakan aktifitas pikiran seseorang.
Gelombang otak diukur dengan alat yang dinamakan Electro Encephalograph (EEG). EEG ditemukan pada 1929 oleh psikater Jerman, Hans Berger. Sampai saat ini, EEG adalah alat yang sering diandalkan para peneliti yang ingin mengetahui aktivitas pikiran seseorang.

1.       Beta (frekuensi 12-25 Hz)
Dominan pada saat kita dalam kondisi terjaga dan menjalani aktifitas sehari-hari  yang menuntut logika atau analisis tinggi, misalnya mengerjakan soal matematika, berdebat, olahraga, dan memikirkan hal-hal yang rumit. Gelombang beta memungkinkan seseorang memikirkan sampai 9 objek secara bersamaan.

2.       Alpha (frekuensi 8-12 Hz)
Dominan pada saat tubuh dan pikiran rileks dan tetap waspada. Misalnya ketika kita sedang membaca, menulis, berdoa, dan ketika fokus pada satu objek. Gelombang alpha berfungsi sebagai penghubung pikiran sadar dan bawah sadar. Alpha juga menandakan bahwa seseorang dalam kondisi light trance atau kondisi jipnotis yang ringan.

3.       Theta (frekuensi 4-8 Hz)
Dominan saat kita dalam kondisi hipnotis, meditasi dalam, hampir tidur, atau tidur disertai mimpi. Frekuensi ini menandakan aktivitas pikiran bawah sadar.

4.       Delta (frekuensi 0,1-4 Hz)
Dominan saat tidur lelap tanpa mimpi. Penemuan alat untuk mengukur gelombang otak berpengaruh positif terhadap perkembangan hipnotis. Hipnotis yang semula dianggap sebagai hal yang misterius, menakutkan, dan dianggap fenomena supranatuaral, kini telah diterima secara ilmiah sebagai kondisi alami manusia.

Teknik Memberi Sugesti

1.      Percaya Diri
Sebelum melakukan hipnotis, anda harus benar-benar yakin dan percaya bahwa anda mampu menghipnotis orang lain. Yakinkan diri anda bahwa anda adalah seorang ahli hipnotis yang hebat. Tanpa rasa percaya diri, hipnotis yang anda lakukan pasti gagal.

2.      Ritme
Sesuaikan ritme suara anda dengan kecepatan nafas sang sukarelawan. Hal ini bisa dilakukan dengan memperhatikan gerakan rongga diafragma saat sang sukarelawan bernafas. Saat yang paling tepat untuk mengiring sang sukarelawan memasuki alam bawah sadar mereka adalah saat mereka sadang menghembuskan nafas.

3.       Nada Suara
Ada dua macam nada suara yang dapat digunakan dalam hipnotis
a.       Nada suara Monoton
Nada suara monoton adalah nada suara yang datar dan cenderung sama dari awal sampai akhir, dengan pengunaan kata-kata terus menerus diulang. Tujuan menggunakan nada suara monoton adalah agar alam sadar sang sukarelawan merasa bosan, sehingga ia lebih mudah memasuki alam bawah sadarnya.
b.      Nada Suara Bergelombang
Nada suara yang dipakai adalah nada suara naik turun, lemah-keras, rendah-tinggi. Pelaku hipnotis mula-mula akan berbicara dengan nada rendah, kemudian semakin meninggi hingga membawa sang sukarelawan ke dalam keadaan “trans”.

4.       Membawa sang sukarelawan memasuki alam bawah sadar
Pertama, perintahkan sang sukarelawan untuk melakukan suatu rutinitas, misalnya “berhitunglah dari 1 sampai 10, tiap-tiap hitungan akan membuat anda memasuki alam bawah sadar”.
Ditengah-tengah proses itu, jabat tangannya, tatap matanya, dan lakukan sesuatu yang mengejutkan sehingga ia dengan cepat memasuki alam bawah sadarnya. Sesuatu yang mengejutkan itu antara lain
1.       Menyentakan jabatan tangan
2.       Mengangkat pergelangan tangannya ke atas
3.       Menjentikan jari anda ke dahi sukarelawan
Ingat, saat melakukan hal-hal tersebut, tetap pertahankan kontak mata dengan sang sukarelawan. Setelah itu buat sukarelawan melakukan hal-hal yang anda perintahkan dengan kalimat hipnotis.
Kalimat untuk melakukan hipnotis jangan sampai anda merasa gugup sehingga menggunakan kata-kata “emm.... eh.. “ hipnotis harus delakukan dengan kalimat yang lancar tanpa terbata-bata.

Silahkan mencoba

0 comments:

Post a Comment

 

©Copyright 2011 Gubuk Derita | TNB